Jumat, 30 April 2010

Hadapi Kemelut Rumah Tangga Dengan Selingkuh

Pertanyaan:
Saya seorang konsultan dan juga dosen. Usia saya sudah setengah abad lebih. Memiliki seorang isteri pencemburu. Dua anak saya, yang seorang sudah lulus sarjana dan yang seorang lagi masih kuliah. Saat ini saya tengah menghadapi kemelut rumah tangga, selalu bertengkar dengan isteri saya. Hampir setiap hari, saat saya pulang kerja.


Isteri sudah beberapa kali mencoba melakukan upaya bunuh diri. Juga pernah menyiramkan bensin ke tubuh saya dan tubuhnya sendiri, bertujuan ingin memaksa saya mati bersamanya. Karena ketakutan itu, kini saya tidur terpisah dengan isteri saya. Pintu kamar saya kunci dari dalam, karena saya takut dibunuh tatkala tidur.
Akibat pertengkaran yang terus-menerus terjadi, saya jadi tidak betah di rumah. Kebetulan ada teman sekantor yang sangat perhatian dengan saya. Saya menjadi sangat dekat dengannya, bahkan bisa disebut kami tengah terlibat TTM (teman tapi mesra). Orang tuanya sudah mengetahui hubungan kami, tapi menyatakan tidak setuju karena usia kami terpaut jauh.

Melalui rubrik ini saya ingin berkonsultasi:
1) Apa yang harus saya lakukan terhadap isteri saya tersebut?
2) Dan, apa pula yang harus saya perbuat terhadap teman selingkuh saya itu?


NN
Kec. Lawang
Kabupaten Malang

Jawaban:
Yth. Saudara NN, perihal yang Saudara hadapi rata-rata juga dihadapi banyak orang. Problem klasik. Resep utamanya, bersabar. Dan, jika Saudara adalah seorang muslim, sudah saatnya bersikap tegas sesuai hukum syariah. Sebab jika dibiarkan berlarut, perkara yang Saudara hadapi akan semakin berat dan runyam.

Pertama, mempertegas kembali komitmen hubungan rumah tangga Saudara dengan isteri. Untuk itu perlu ada dialog, untuk saling membuka diri tentang akar masalah yang menjadi simpul pertengkaran. Kalau simpul pertengkaran itu masalah perselingkuhan Saudara dengan teman sekantor tersebut, maka tindakan itu harus Saudara dihentikan. Artinya, Saudara wajib memutuskan hubungan dengannya.

Problematika kehidupan rumah tangga yang sudah “tua” tak jarang disebabkan persoalan ranjang. Ya, soal hubungan suami-isteri. Bermesraan. Jika Saudara menghadapi persoalan ini juga, sehingga mendorong Saudara bertindak selingkuh, maka tatkala membahas komitmen hubungan tangga ke depan masalah ini pula harus dipecahkan. Sekarang ini banyak lembaga konsultasi yang dapat membereskan masalah itu. Saudara bisa mencobanya.

Jika menurut kajian bersama, antara Saudara dengan isteri, termasuk sudah dikonsultasikan ke beberapa pihak berwenang, dan ternyata keutuhan rumah tangga sudah tidak dapat dipertahankan lagi, satu-satunya jalan adalah bercerai secara baik-baik. Ibarat bara api dalam sekam, permasalahan Saudara harus segera diatasi.
Kedua, mempertegas hubungan Saudara dengan teman TTM di kantor. Sebab, cepat atau lambat Saudara harus membuat terang status hubungan tersebut. Kekurangtegasan Saudara dalam bersikap tidak hanya semakin memperuncing keadaan rumah tangga, tapi sekaligus juga merusak masa depan teman TTM itu. Toh ia pun mengharapkan adanya ketegasan sikap dari Saudara.

Resapi dan renungkan hadist yang diriwayatkan Anas bin Malik r.a, dari Nabi Muhammad Saw, bahwa sesungguhnya beliau bersabda: “Tidak beriman (sempurna) salah satu dari kalian sampai ia menyukai kebaikan bagi saudaranya –termasuk saudara seiman– seperti ia menyukai kebaikan untuk dirinya sendiri” (H.R. Bukhari). Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar